(sumber : www.sciencenews.org)
Kucing adalah hewan yang sangat mudah kita jumpai di manapun karena populasinya yang tinggi. Tidak sedikit pula orang memelihara kucing sebagai hobi dan bahkan menganggap kucing sebagai bagian dari keluarga sendiri. Sebagai owner (pemilik), tentunya diperlukan tanggung jawab serta pengetahuan dalam mengenali gejala-gejala penyakit yang dapat menyerang kucing kesayangan kita.
Penyakit yang akan dibahas kali ini memiliki gejala klinis yang tampaknya tidak terlalu serius namun dapat berakibat fatal jika kucing terinfeksi berat hingga bersifat kronis. Penyakit ini disebut Helminthiasis atau kecacingan. Pada umumnya, kucing dapat terinfeksi lebih dari satu jenis cacing parasit pada waktu yang sama dan juga dapat ditularkan ke manusia. Cukup mengkhawatirkan, bukan? Oleh karena itu, yuk simak lebih lanjut mengenai penyakit ini!
Parasit Cacing Apa Saja yang Dapat Menginfeksi Kucing?
Tidak sedikit spesies cacing yang dapat menginfeksi kucing. Bahkan dalam waktu yang bersamaan sekalipun, berbagai spesies dapat menginfeksi beberapa organ pada kucing. Seringkali infeksi parasit cacing pada kucing dapat menyebabkan gangguan pada sistem gastrointestinal (saluran pencernaan), misalnya berbagai jenis cacing pita. Beberapa jenis cacing pita yang dapat menyerang kucing adalah Taenia taeniaeformis (asymtomatic rat tapeworm), Dipylidium caninum (asymtomatic flea tapeworm), Mesocestoides spp (asymptomatic intestinal infection), Echinococcus multilocularis (asymptomatic rodent tapeworm), dan Spirometra mansonoides (asymptomatic tapeworm from amphibian or paratenis host).
Adapun infeksi ganda yang juga sering terjadi yaitu kombinasi cacing pita (tapeworm) Dipylidium sp. dengan cacing tambang (hookworm) atau cacing gelang (roundworm) Toxocara sp. dengan Dipylidium sp. Spesies cacing tambang yang dapat menginfeksi kucing yaitu Ancylostoma tubaeforme dan Ancylostoma braziliense. Infeksi ini dapat menular ke manusia atau yang biasa disebut dengan zoonosis.
Bagaimana Gejala yang Dialami oleh Kucing jika Terinfeksi Parasit Cacing?
Pada umumnya, kucing yang mengalami helminthiasis akan memiliki perut buncit, membran nictitans (selaput mata) terlihat, kurus, rambut rontok dan kusam, tidak selera makan, diare (feses coklat-kuning pasta dengan bau menyengat dan berdarah), lemas hingga kematian jika telah terinfeksi berat. Selain itu, gejala spesifik yang dapat diamati adalah ditemukannya segmen cacing pada feses kucing. Segmen ini dapat berupa telur atau cacing (Gambar 1). Pada infeksi cacing Dipylidium caninum, dapat ditemukan adanya pinjal Ctenocephalides felis (Gambar 2) pada kucing karena merupakan salah satu vektor dari Dipylidium caninum.
Gambar 1: Temuan cacing pada feses kucing
(Yuniarti and Lukiswanto, 2013)
Gambar 2: Pinjal Ctenocephalides felis
(Yuniarti and Lukiswanto, 2013)
Dari Gejala Tersebut Sepertinya Kucing Saya Mengalami Cacingan, Apa Langkah yang Selanjutnya Saya Lakukan?
Setelah benar-benar memastikan bahwa kucing Anda mengalami penyakit kecacingan atau helminthiasis, maka langkah terbaik yang dapat dilakukan yaitu membawa kucing kesayangan Anda ke dokter hewan. Dokter hewan akan memeriksa lebih lanjut jenis parasit cacing yang menginfeksi kucing serta pengobatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kucing anda.
Pada umumnya, terapi yang paling sering digunakan yaitu kombinasi obat praziquantel dan pirantel pamoat. Kedua bahan aktif tersebut memiliki spektrum yang luas, namun praziquantel dan pirantel pamoat tidak cukup efektif terhadap cacing hati. Pemberian obat yang tidak sesuai dengan kondisi kucing dapat menimbulkan resistensi atau penurunan efektivitas obat dalam menanggulangi agen infeksi.
Apa Langkah Pencegahan yang Dapat Saya Lakukan?
Bentuk telur dan segmen yang sangat kecil sehingga sulit terlihat oleh mata secara langsung dengan penyebarannya yang begitu luas membuat parasit ini sangat rentan dalam menginfeksi kucing kesayangan Anda. Penyebarannya dapat melalui tempat makan, kandang, bahkan dari tubuh owner-nya sendiri. Oleh karena itu, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya infeksi endoparasit ini.
1. Membersihkan kandang kucing setiap hari, meliputi seluruh peralatannya seperti tempat makan, litter box, tempat tidur, dan lainnya.
2. Memandikan kucing seperlunya saja, tidak kurang dari 2 minggu sekali. Hal ini karena kucing berisiko dapat menelan telur cacing saat dimandikan.
3. Mengurangi frekuensi kucing bermain di luar rumah.
4. Mengatur pakan yang sesuai dan terjamin kebersihannya.
Kesehatan hewan kesayangan juga merupakan bentuk kesehatan para pemiliknya. Jumlah penyakit yang berasal dari anabul yang dapat menginfeksi manusia tidak sedikit, salah satunya seperti penyakit helminthiasis atau kecacingan ini. Perawatan dan perhatian yang besar dalam pencegahan penyakit-penyakit pun sangat diperlukan demi kesehatan anabul kesayangan Pawrents, ya!
Referensi:
Agwil, Winalia. 2015. Pengklasifikasian Status Infeksi Hookworm pada Kucing dengan Menggunakan SMOTE Support Vector Machine dan Boosting Support Vector Machine. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Indriani, E., Rozany, B.A. and Sushermanto, S., 2015. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Depth First Search (DFS). Progresif: Jurnal Ilmiah Komputer, 10(2).
Muriana, A.N.M., 2018. Kasus Kecacingan Pada Kucing di Satu Klinik Hewan Kota Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Muriana, A.N.M., Ridwan, Y., Tiuria, R. and Akbari, R.A., 2018. Kecacingan pada kucing di Klinik Star Vet Bogor. ARSHI Veterinary Letters, 2(4), pp.63-64.
Yuniarti, W.M. and Lukiswanto, B.S., 2013. Infeksi Dipylidium caninum pada kucing. VetMedika J Klin Vet, 1.
0 Comments