Sterilisasi Anjing dan Kucing “Mau menyayangi, tapi takut menyakiti”

By : Margaretha Dhea Sintha



Sterilisasi mungkin tidak asing lagi ditelinga para pecinta anjing dan kucing. Sterilisasi merupakan merupakan proses pengangkatan organ reproduksi pada hewan jantan maupun betina, orang awam sering menyebutnya sebagai kebiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak persepsi yang menyakini bahwa tindakan sterilisasi itu dapat menyakiti serta menyiksa hewan. Mau menyayangi, tapi takut menyakiti. Hal inilah yang seringkali membuat para pemilik hewan menjadi dilema untuk memutuskan akan mengabaikan sterilisasi atau justru akan melakukan sterilisasi untuk anjing dan kucing kesayangan mereka. Apakah teman-teman termasuk orang yang sedang dilanda dilema? Atau penasaran dengan hal ini? Ayo kita buktikan.

1. Sterilisasi anjing dan kucing ada resikonya!

Persepsi dan ketakutan para pecinta anjing dan kucing terhadap sterilisasi ternyata ada benarnya. Beberapa studi menunjukkan bahwa sterilisasi dapat menyebabkan berbagai resiko penyakit bagi anjing dan kucing kesayangan kita selain dari resiko operasi maupun masa pemulihannya. Beberapa penyakit yang beresiko menyerang anjing dan kucing yang sudah disterilisasi yaitu osteosarcoma (kanker tulang), limfoma (tumor jaringan limfoid), resiko obesitas (kegemukan) yang tinggi, serta mengalami perubahan perilaku seperti menjadi lebih pemalas atau justru menjadi lebih agresif.

Kucing yang mengalami obesitas
(Sumber : newschannel5.com)

Apakah fakta ini membuat teman-teman pencinta anjing dan kucing menjadi semakin dilema untuk melakukan sterilisasi pada anjing dan kucing kita? Tentu saja iya!

Tetapi tunggu dulu, penyakit yang beresiko membahayakan hewan kesayangan kita ini dapat dihindari atau diturunkan resikonya. Sebuah studi menunjukkan bahwa anjing dan kucing memiliki usia optimal untuk melakukan sterilisasi berdasarkan ras dan juga jenis kelaminnya, hal ini sangat membantu untuk mencegah dan menurunkan resiko anjing dan kucing kita terkena penyakit berbahaya pasca disterilisasi. Pemberian pakan dan nutrisi yang tepat juga sangat membantu proses metabolisme anjing dan kucing yang akan mengalami perubahan setelah disterilisasi dan membantu mencegah hewan kesayangan kita mengalami obesitas.

2. Walau beresiko, sterilisasi anjing dan kucing juga penting dan menguntungkan

Banyak keuntungan yang didapatkan dari sterilisasi anjing dan kucing, baik keuntungan untuk mereka, keuntungan untuk pemilik serta keuntungan untuk lingkungan. Manfaat paling umum yang didapatkan melalui sterilisasi adalah untuk menekan populasi mereka yang kian meledak. Kita tahu bahwa anjing dan kucing merupakan hewan yang pasti melahirkan lebih dari satu anakan. Baik peliharaan maupun liar yang tidak disteril dapat kawin dengan bebas dan menyebabkan over populasi yang kemudian tidak dapat dikendalikan. Hal ini menyebabkan begitu banyak pemilik hewan yang akhirnya memilih untuk membuang hewan peliharaan mereka, akibatnya jumlah hewan terlantar pun semakin meningkat. Hewan terlantar tentunya tidak lagi mendapatkan kesejahteraan hewan yang layak, sehingga dapat meningkatkan resiko penyebaran penyakit pada hewan bahkan beberapa penyakit yang juga dapat menular pada manusia. Alhasil pemerintah pun membuat keputusan untuk melakukan euthanasia (suntik mati) pada hewan-hewan terlantar tersebut.

(Sumber : pikiran-rakyat.com)

Tidak hanya untuk tujuan menekan populasi, sebuah penelitian menunjukkan bahwa anjing dan kucing jantan yang disterilisasi dapat hidup 14% lebih lama dibandingkan yang tidak disteril sedangkan pada anjing dan kucing betina dapat hidup 26% lebih lama dibandingkan dengan yang tidak disteril, ini disebabkan karena anjing dan kucing yang sudah disterilisasi memiliki resiko lebih rendah untuk terkena penyakit reproduksi fatal dan penyakit reproduksi menular seperti tumor mammae (tumor payudara), pyometra (infeksi rahim), dan kanker reproduksi lainnya. Sterilisasi pada umur yang tepat juga akan membantu mengatasi perilaku anjing jantan yang agresif, dan membuat mereka menjadi lebih tenang, tidak suka berkeliaran serta sangat membantu mengurangi perilaku anjing dan kucing jantan yang suka menandai tempat (kencing) bahkan didalam rumah sekalipun, tidak hanya itu pemilik juga akan diuntungkan dengan terhindar dari keturunan yang tidak inginkan.

3. Kesimpulan

Sterilisasi pada anjing dan kucing akan menjadi hal buruk dan menyakitkan jika dilakukan dengan sembarangan, namun akan memperoleh manfaat kesehatan yang baik jika dilakukan dengan tepat. Sebelum memutuskan mensterilisasi anjing dan kucing, sangat penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter hewan, karena dengan berkonsultasi teman-teman akan dibantu untuk menentukan usia yang optimal serta nutrisi dan pakan yang tepat untuk melakukan sterilisasi yang aman. Dengan begitu kita dapat menurunkan resiko penyakit serta menghindarkan hewan kesayangan kita dari berbagai tindakan yang justru akan menyakiti mereka.




Referensi :

1. Downes et all. (2015). Neutering of cats and dogs in ireland; pet owner self-reported perceptions of enabling and disanling factors in the decision to neuter. PeerJ 3: e1196; DOI10.7717 / peerj.1196

2. Wongsaengchan,Chanakarn.Mckeegan, Dorothy E.F. 2019. The Views of the UK Public Towards Routine Neutering of Dogs and Cats. Animals (basel) 9(4): 138.

3. Howe, M Lisa. 2015. Current perspectives on the optimal age to spay/castrate dogs and cats. DovePress 6: 171–180.

4. Mckenzie, Brennen A. 2010. Evaluating the benefits and risks of neutering dogs and cats. CAB reviews perspectives in agriculture veterinary science nutrition and natural resources 5(045).

5. Kajian : Seberapa Pentingkah Animal Welfare?. Imakahi.fkh.ugm.ac.id. 28 April 2018. https://imakahi.fkh.ugm.ac.id/2018/04/28/kajian-seberapa-pentingkah-animal-welfare/.

Post a Comment

0 Comments