Anak Kucing Mati Mendadak, Kenapa Ya?

by: Jacyntha Orinetha

“Anak kucingku baru lahir, kok tiba-tiba mati?”

    Ternyata, 2-4 minggu pertama kehidupan anak kucing (waktu lahir hingga masa sapih) merupakan waktu yang sangat rentan untuk anak kucing. Pertumbuhan tidak normal seperti berat badan yang rendah, kurangnya massa otot dan lemak, kesulitan bernapas, suhu tubuh rendah, dijauhi saudaranya, hingga kematian pada fase awal kehidupan ini dikenal juga dengan istilah fading kitten syndrome[1].


Gambar 1. Anak kucing (pixabay.com/gundula-vogel)

FAKTOR INDUK

    Anak kucing sejak dalam kandungan mendapatkan makanan dari induknya. Program diet induk yang buruk[1] (baik kekurangan jumlah makanan maupun nutrisi) dapat menyebabkan pertumbuhan anak yang tidak normal, yang dapat mengarah kepada dehidrasi dan kegagalan sirkulasi[1], suhu tubuh, detak jantung, dan napas menurun, serta berdampak pada gangguan otak, kejang, bahkan kematian. Namun, kelebihan berat badan induk juga dapat menyebabkan gangguan seperti fetus yang terlalu besar, komplikasi, distokia (kesulitan melahirkan) hingga kematian[3].



Gambar 2. Induk dan anak kucing (pixabay.com/jackielou-dl)

    Untuk mencegah hal-hal tersebut, kita bisa membantu memastikan asupan nutrisi yang dimakan induk kucing selama kehamilan hingga laktasi memenuhi kebutuhannya. Kucing membutuhkan protein yang tinggi dan nutrisi lain untuk tumbuh, reproduksi, dan laktasi, antara lain taurine, arginin, vitamin A, vitamin B, asam arakidonat, lemak DHA, omega 3, omega 6, serta air[3].

    2 minggu sebelum kawin, induk kucing sebaiknya mulai diberi makanan berkualitas tinggi yang mudah dicerna. Jumlah makanan yang dikonsumsi induk kucing akan mulai meningkat pada minggu ke-2 kehamilan karena kebutuhan energi meningkat, sedangkan pada minggu ke-9 kenaikan berat badan dapat mencapai 25-50% normal. Ketika menyusui, induk akan kehilangan 40% berat badan dan 60% dari berat badannya digunakan untuk mempertahankan laktasi[3].

AGEN INFEKSIUS

    Keberadaan parasit dan virus pada induk kucing, misalnya toksoplasma, feline leukemia, feline panleukopenia, dan feline infectious peritonitis[1] juga dapat ditularkan kepada anak kucing selama kehamilan, sehingga anak kucing akan lahir lemah dan bahkan mati. Sedangkan bakteri, virus, dan parasit[2] dari lingkungan juga dapat menyebabkan kematian karena sistem imun anak kucing yang belum cukup kuat. Oleh karena itu, kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar anak kucing menjadi prioritas utama perawatan.

PERSAINGAN

    Kelahiran dalam jumlah banyak akan menimbulkan persaingan antar anak kucing, mulai dari nutrisi dalam kandungan maupun dalam mengonsumsi susu, sehingga kucing yang “kalah bersaing” akan sedikit memperoleh susu. Dalam kondisi seperti ini, kita dapat membantu memberikan susu formula khusus kucing yang berkualitas untuk memastikan asupan nutrisi anak kucing yang bersangkutan. 
Cari tau beberapa informasi terkait susu formula khusus disini: Milk Replacer: Susu Kambing Dapat Menggantikan Susu Kucing?Susu Kedelai untuk Anak Kucing?

    Posisi plasenta dalam kandungan yang tidak normal juga dapat menyebabkan pertumbuhan tidak sesuai umur, sehingga proses kelahiran harus dikonsultasikan dengan dokter hewan dan kelangsungan hidup setelah lahir harus dibantu.



Gambar 3. Induk kucing dan beberapa anaknya (pixabay.com/franz-w)

ABNORMALITAS

    Kematian karena kanibalisme atau penolakan dari induk juga cukup umum terjadi terutama apabila terjadi kecacatan dan abnormalitas pertumbuhan pada anak kucing, misalnya cleft palate (celah pada langit-langit mulut yang menyebabkan gangguan respirasi karena susu bisa masuk ke paru-paru), disfungsi timus (gangguan imunitas), kerusakan jantung, septikemi (luka karena bakteri), hingga Neonatal Isoerythrolysis (gangguan imunitas akibat perbedaan golongan darah antara induk dengan anak kucing)[1,2].

    Kejadian-kejadian ini harus segera dikonsultasikan ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan khusus, seperti misalnya cleft palate yang ditangani melalui operasi.



Gambar 4. Cleft palate (Kustritz, 2010)

KOLOSTRUM

    Anak kucing yang tidak mendapatkan kolostrum dari induknya pada 16-24 jam pertama kelahiran akan rentan mengalami kematian karena sistem imun yang masih sangat rentan[3]. Kolostrum diperlukan untuk memberikan antibodi serta nutrisi untuk pertahanan hidup anak kucing.


Gambar 5. Anak kucing menyusu pada induknya (unsplash.com/kym-ellis)

    Jika kolostrum tidak dapat diberikan karena suatu alasan, anak kucing sebaiknya segera diberi susu pengganti (milk replacer) yang menyerupai kolostrum[2,3]. Selain itu, sebaiknya induk kucing diberikan vaksinasi sebelum kawin sehingga antibodi yang nantinya akan diberikan untuk anak kucing sudah lengkap. Penjelasan lebih lengkap mengenai kolostrum dapat dibaca disini: Kolostrum: Nutrisi Ideal Kitten and Puppy.

FAKTOR LINGKUNGAN

    Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan sindrom ini antara lain suhu lingkungan yang terlalu dingin (sehingga terjadi penurunan suhu tubuh atau hipotermi), suhu lingkungan terlalu panas (sehingga suhu tubuh meningkat atau hipertermi), maupun toksin dari lingkungan[3].

    Apabila dokter hewan menyatakan bahwa anak kucing mengalami penurunan suhu tubuh, anak kucing dapat dibantu dihangatkan selama 30 menit-2 jam dengan lampu atau heating pad, dengan suhu yang diatur dan dinaikkan secara bertahap. Kenaikan suhu tidak boleh terlalu cepat karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuhnya.

    Apapun kondisinya, jangan lupa untuk selalu berkomitmen memberikan yang terbaik untuk kucing kita ya Pet Mates, baik dari segi nutrisi maupun pertolongan pertama pada kucing kita!



Referensi

[1] Eldregdge, D.M., Carlson, D.G., Carlson, L.D., Giffin, J.M. 2008. Cat Owner’s Home Veterinary Handbook: Third Edition. New Jersey: Wiley Publishing, Inc.

[2] Kustritz, M.R. 2010. Clinical Canine and Feline Reproduction: Evidence-based Answers. USA: Wiley-Blackwell

[3] Junior, F.A.F.X., Macambira, K.D.S., Araujo, S.L., Freitas, V.M.L., Morais, G.B., Costa, G.M., Silveira, J.A.M., Evangelista, J.S.A.M. 2016. Nutritional Approach of Pregnant Queens and Neonate Cats: A Review. Revista Brasileira de Higiene e Sanidade Animal, 10 (4): 798-808.

Post a Comment

1 Comments