Anjing dan Kucing Pipis Sembarangan: Normal atau Tidak?

by: Jacyntha Orinetha

Pet Mates, apakah anjing dan kucingmu sering pipis sembarangan terutama ketika sedang berjalan-jalan di luar? Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah itu normal?

Perilaku pipis sembarangan sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, bisa karena perilaku alamiah menandai suatu daerah dengan urin yang disebut dengan urine-marking, tidak terbiasa untuk pipis pada tempatnya, maupun ada gangguan medis pada sistem urinasinya[1].


Gambar 1. Anjing melakukan urinasi dengan mengangkat satu kaki (dokumen pribadi)

1. Marking—Menandai daerah tertentu

Marking adalah perilaku normal yang dilakukan oleh anjing dan kucing untuk memberikan tanda terhadap suatu daerah melalui bau-bauan, antara lain melalui urinasi (pipis atau urine-marking), defekasi (pup), maupun dari sekresi kelenjar tertentu, misalnya pada kelenjar telapak kaki.

Perilaku ini secara alamiah dilakukan oleh hewan untuk berkomunikasi dan memberikan informasi kepada sesama hewan terkait status sosial, umur, aktivitas seksualitas, maupun kedudukan dalam suatu kelompok. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk menandai daerah kekuasaan (territorial) yang biasanya diikuti dengan menggaruk-garuk tanah (ground scratching) sebagai tanda dominasi, sekaligus untuk mengintimidasi “lawan” ataupun hewan lain yang dianggap sebagai pesaing[2]. Penyebab lain yang mungkin adalah ketika anjing dan kucing sedang merasa stress atau tertekan, atau ketika sedang beradaptasi dengan daerah baru[1].


Gambar 2. Ground scratching pada anjing (petmd.com)

Bagaimana cara mengetahui hewan kita sedang melakukan marking atau urinasi normal?

Volume urin yang sedikit menandakan hewan sedang melakukan marking, karena mereka cenderung untuk “menyimpan” urin mereka supaya bisa melakukan marking pada daerah lain. Selain itu, biasanya marking dilakukan pada daerah yang vertikal seperti tiang atau dinding, namun hal ini tidak selalu terjadi. Umur juga mempengaruhi, dimana hewan yang telah dewasa kelamin cenderung melakukan marking yang lebih sering. Selain itu, hewan (khususnya anjing) cenderung melakukan marking pada daerah dimana hewan lain juga melakukan marking, karena adanya stimulasi sosial[3].

Berdasarkan jenis kelamin, anjing dan kucing jantan memiliki kecenderungan melakukan urinasi dan marking lebih sering daripada anjing dan kucing betina. Hewan betina diketahui melakukan scent-marking hanya ketika sedang estrus, sebagai sinyal kepada pejantan untuk melakukan perkawinan[2]. Berdasarkan ukuran tubuh dan rasnya, anjing ras kecil memiliki kecenderungan melakukan urinasi lebih sering daripada anjing ras besar, serta mengangkat kaki lebih tinggi ketika melakukan urinasi. Hal ini disebabkan karena anjing kecil memiliki kemampuan kompetisi yang lebih rendah dibanding anjing besar, sehingga cara dianggap lebih mampu mempertahankan teritori mereka dalam menyaingi hewan besar dan menghindari konflik[4]. Sedangkan pada kucing tidak terdapat pengaruh dari ukuran tubuhnya.


Gambar 3. Anjing melakukan urinasi dengan squat-position (Simon Kadula from Pixabay)

Cara mengatasi urine-marking berlebih menurut Eldredge et al. (2008) adalah dengan melakukan sterilisasi (baca lebih lanjut tentang sterilisasi: Cegah Pyometra dengan Sterilisasi Hewan Peliharaanmu, Sterilisasi Anjing dan Kucing "Mau Menyayangi tapi Takut Menyakiti"). Selain itu, setelah melakukan sterilisasi kita juga dapat membantu memodifikasi lingkungan tempat tinggal hewan, misalnya dengan membersihkan area yang sering “ditandai” mereka, supaya tidak menimbulkan stimulasi bagi hewan untuk kembali mengencingi daerah tersebut. Cara lainnya adalah mengurangi kompetisi, khususnya pada kucing, dengan memisahkan atau mengurangi populasi kucing dalam suatu daerah.

2. Tidak terbiasa pipis pada tempatnya

Anjing atau kucing yang tidak dibiasakan untuk pipis pada tempatnya juga dapat melakukan urinasi sembarangan. Langkah yang paling tepat untuk mengatasi dan mencegah kejadian ini adalah dengan melatih mereka untuk urinasi pada tempatnya sejak usia dini



Gambar 4. Kucing membuang air pada tempatnya (icatcare.org)

3. Gangguan Medis

Gangguan medis juga dapat menjadi salah satu penyebab anjing atau kucing pipis sembarangan, dan tentu saja ini tidak normal. Pada kasus ini, urinasi yang terjadi secara tidak disengaja bisa disebabkan karena ada gangguan pada sistem urinasi, misalnya adalah kecacatan genetik, infeksi, tumor, gangguan pada saraf tulang belakang, maupun gangguan saraf yang berfungsi mengontrol otot yang seharusnya dapat menahan keluarnya urin, sehingga urin keluar secara tidak disengaja. Pada kasus ini, hewan perlu mendapatkan penanganan segera dari dokter hewan seperti operasi dan pemberian obat-obatan tertentu [5].


Apapun penyebabnya, apabila terdapat perubahan perilaku urinasi pada anjing kucing kita sebaiknya tetap dikonsultasikan ke dokter hewan ya, Pet Mates, untuk mendapatkan penanganan terbaik!

Referensi

[1] Eldredge, D.M., Carlson, D.G., Carlson, L.D., Giffin, J.M. 2008. Cat Owner’s Home Veterinary Handbook. 3rd Edition. New Jersey: Howell Book House.

[2] Cafazzo, S., Natoli, E., Valsecchi, P. 2012. Scent-Marking Behaviour in a Pack of Free-Ranging Domestic Dogs. Ethology, 188: 1-12.

[3] Farricelli, A. 2021. How to Tell If A Dog is Marking or Urinating. URL: https://pethelpful.com/dogs/Dog-Behavior-How-to-Tell-if-as-Dog-is-Marking-or-Urinating, accessed 20th March 2021.

[4] McGuire, B., Olsen, B., Bemis, K.E., Orantes, D. 2018. Urine Marking in Male Domestic Dogs: Honest or Dishonest? Journal of Zoology, 1-8. DOI:10.1111/jzo.12603

[5] Eldredge, D.M., Carlson, L.D., Carlson, D.G., Giffin, J.M. 2007. Dog Owner’s Home Veterinary Handbook. 4th Edition. New Jersey: Howell Book House.

Post a Comment

0 Comments