by Sintya Meydina
(sumber: thomasvillevet.net; dermoscent.com) |
Memelihara anjing dan kucing seringkali ditemui beberapa masalah akibat beberapa agen penyakit seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Penyakit yang disebabkan oleh parasit dibagi menjadi dua yaitu penyakit endoparasit yang hidupnya di dalam tubuh dan penyakit ektoparasit yang hidupnya pada permukaan luar kulit. Agen penyakit yang akan dibahas kali ini yakni penyakit ektoparasit yang dapat hidup pada telinga anjing dan kucing kesayangan Anda. Ektoparasit ini dapat menyebabkan radang pada saluran telinga bagian luar yang disebut otitis eksterna. Otitis eksterna sering terjadi pada semua tingkatan usia kucing maupun anjing, lho... Yuk! Simak lebih lanjut mengenai penyakit ini..
Apa itu Otitis Eksterna?
(sumber: catwatchnewsletter.com) |
Gambar 1. Anatomi saluran telinga hewan
Otitis eksterna merupakan peradangan pada saluran telinga luar mulai dari earflap (daun telinga) hingga ear canal (saluran telinga) (Gambar 1). Peradangan terjadi karena adanya mikroorganisme berupa bakteri, jamur, atau parasit. Salah satu penyebab paling umum adalah ektoparasit dari spesies Otodectes cynotis atau ear mite atau yang dikenal dengan kutu telinga (Gambar 2)[2].
(sumber: vcahospitals.com) |
Gambar 2. Tungau Otodectes cynotis
Otodectes cynotis hidup dengan memakan sel-sel mati pada permukaan saluran telinga luar dan kotoran telinga. Sehingga ditemukan dampak iritasi yang menjadi radang. Otitis eksterna dapat berlangsung dari peradangan ringan sampai parah yang dikenal dengan otitis nekrotik eksterna (kematian jaringan pada telinga bagian luar). Penyakit ini sering dijumpai pada kucing dan anjing melalui penularan yang dapat terjadi akibat kontak langsung dengan hewan terinfeksi[1].
Gejala Klinis
Gejala klinis otitis eksterna bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dari masing-masing hewan. Hal ini wajib menjadi perhatian khusus dalam pemeliharan anabul kesayangan pet owners, gejala klinis yang semakin parah maka akan semakin sulit pula penyembuhannya. Tanda-tanda klinis yang dapat diamati oleh pet owners diantaranya[2][4] :
- Iritasi pada telinga yang menyebabkan kucing atau anjing Anda sering menggaruk atau menggosok telinganya
- Kotoran telinga berwarna kuning kehitaman, seperti lilin atau kerak disertai bau (Gambar 2)
- Rambut pada area telinga rontok akibat cakaran atau gosokan
- Terlihat sering mengibaskan kepalanya ke kiri dan kanan akibat dari rasa gatal dan sakit
Diagnosa
Gambar 3. Hasil pemeriksaan ear mites secara mikroskopik.
Teramati adanya Otodectes cynotis (A) dan telur Otodectes cynotis (B)[1].
Diagnosa yang tepat bertujuan dalam menentukan pengobatan yang tepat. Beberapa metode pemeriksaan sebagai peneguhan diagnosa diantaranya melalui identifikasi gejala klinis, inspeksi langsung dengan otoskop atau pengamatan keberadaan ear mites secara mikroskopik (Gambar 3), pemeriksaan kotoran telinga, kultur dan uji sensitivitas mikroorganisme, serta pemeriksaan radiologi[1]. Selain itu, juga dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah (baca : Pentingnya Pemeriksaan Darah pada Hewan)[2]. Diagnosa penyakit hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan, oleh karena itu, jika mendapati anabul kesayangan Anda mengalami gejala di atas segera membawa ke dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut.
Pengobatan
Pengobatan yang diberikan harus sesuai dengan rekomendasi dokter hewan. Penentuan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi fisiologis hewan kesayangan Anda. Umumnya diberikan obat dengan kandungan antiparasit dalam bentuk tetes atau tablet seperti ivermectin, selamectin serta golongan phyretroid. Infeksi sekunder otitis eksterna diikuti dengan ditemukannya jamur dan bakteri sehingga juga diberikan beberapa antibiotik[1]. Adapun pemberian obat untuk mengurangi peradangan, pembengkakan dan nyeri. Pemberian obat dapat melalui injeksi, tetes pada permukaan kulit maupun oral tergantung dari jenis obat yang diresepkan oleh dokter hewan[4].
Pembersihan area telinga juga sangat diperlukan untuk mengurangi infeksi, khususnya rambut disekitar telinga sebaiknya dicukur. Cairan pembersih telinga tergantung pada jenis infeksi yang ada, dan memiliki kandungan pH netral[4].
Pencegahan
Penularan Otodectes cynotis yang begitu mudah dapat memungkinkan anabul kesayangan Anda terinfeksi. Peran pet owners sangat dibutuhkan dalam pencegahan penyakit ini karena kemampuan anabul yang tidak dapat membersihkan telinganya sendiri. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh pet owners, diantaranya[3]:
- Membersihkan telinga anabul minimal 1 sampai 2 kali dalam seminggu. Anda dapat meminta petunjuk pada dokter hewan untuk mengetahui teknik membersihkan telinga yang aman untuk anabul.
- Memeriksa telinga anabul secara teratur dan perhatikan perubahan suhu yang tidak biasa, perubahan warna atau kondisi kulit, peningkatan kelembapan yang tiba-tiba, atau perubahan lainnya.
- Mengeringkan telinga bagi anjing yang senang berenang, atau kucing saat dimandikan untuk mengurangi frekuensi infeksi bakteri atau jamur di saluran telinga yang lembab.
- Mencukur rambut bagian dalam daun telinga hingga sekitar saluran telinga luar untuk meningkatan ventilasi dan mengurangi kelembapan. Dapat juga mencabut rambut pada saluran telinga namun pastikan atas rekomendasi dokter hewan, karena dapat menyebabkan peradangan jika salah perlakuan.
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar untuk mengurangi adanya jamur, bakteri atau parasit.
Referensi:
- Aritonang, E.A., Kusumawati, N. and Kurnianto, A., 2020. Otitis Eksterna Akibat Infestasi Otodectes cynotis pada Kucing Domestik Long Hair. VITEK: Bidang Kedokteran Hewan, 10, pp.33-37.
- Kartika, Y., Erina, E. and Asmilia, N., 2020. Profil Darah Kucing Domestik (Felis domesticus) yang Menderita Ear Mites. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner, 5(1).
- Moriello, Karen, A., 2018. Ear Infections and Otitis Externa in Dogs. MSD Veterinary Manual
- Woodward, Michelle., 2020. Otitis Externa in Animals. MSD Veterinary Manual.
0 Comments