by: Jacyntha Orinetha
Hidup bersama anjing dan kucing memang sangat menyenangkan ya Pet Mates! Tidak terasa usia mereka juga terus bertambah seiring berjalannya waktu. Umur berapakah mereka saat ini? Dan hey, apakah ada perubahan perilaku yang teramati seiring berjalannya usia mereka, misalnya menjadi lebih tenang… atau bahkan cenderung menjadi pelupa?
Gambar 1. Anjing dan kucing
(Louis-Philippe Poitras from unsplash.com)
KAPAN HEWAN DIKATAKAN ‘TUA’?
Sebenarnya, banyak variasi dalam pengkategorian hewan dianggap ‘tua’ dari berbagai literatur. Pada anjing, usia tua umumnya dipengaruhi oleh breed, ukuran tubuh ketika dewasa, genetik, paparan terhadap luka dan penyakit, serta status nutrisi. Secara umum, anjing ras besar (dengan berat di atas 22,7 kg) mulai dikategorikan sebagai anjing senior pada usia 6-8 tahun, dan memasuki usia tua pada usia 9 tahun. Untuk anjing ras kecil dan medium, usia senior mereka adalah 7-10 tahun, sedangkan dikatakan tua ketika memasuki usia 11 tahun[1]. Sedangkan pada kucing, usia 7-10 tahun dapat dikatakan sebagai ‘middle-aged’, usia senior pada usia 11-14 tahun, dan usia tua ketika umur kucing berada di atas 15 tahun[2].
Gambar 2. Tabel estimasi konversi umur hewan ke manusia
(avma.org)
(avma.org)
Seperti manusia yang mulai mengalami perubahan perilaku ketika memasuki usia lanjut, anjing dan kucing ternyata juga bisa mengalami hal serupa loh. Perubahan ini disebut dengan Cognitive Disfunction Syndrome (CDS).
APA ITU COGNITIVE DISFUNCTION SYNDROME?
CDS adalah penurunan kognitif dan perubahan perilaku pada hewan yang normal dialami oleh hewan-hewan yang mulai memasuki usia tua, atau serupa dengan kondisi Alzheimer pada manusia[3]. Ciri-cirinya dapat diakronimkan menjadi DISHA, yaitu[1,2,4]:
1. Disorientation and memory: disorientasi dan penurunan ingatan, misalnya mulai tersasar ketika berada di rumah, terjebak pada sudut rumah, melupakan kebiasaan-kebiasaan rutin, lebih sering bengong, maupun tidak mengenali orang rumah.
Gambar 3. Anjing sedang menatap sesuatu
(Couleur from pixabay.com)
2. Interactions: perubahan interaksi baik dengan manusia maupun hewan lainnya, misalnya yang biasanya sering berinteraksi dengan manusia, kini cukup hanya dengan berada didekat manusia saja, atau justru semakin agresif.
Gambar 4. Anjing rebahan
(Schwoaze from pixabay.com)
3. Sleep-wake cycle: perubahan siklus tidur, misalnya lebih sering bangun di tengah malam dan lebih banyak tidur sepanjang hari.
Gambar 5. Kucing banyak menghabiskan waktunya untuk tidur
(Keenan Barber from unsplash.com)
4. House soiling: penurunan kemampuan untuk buang air pada tempatnya, misalnya buang air di dalam rumah maupun daerah yang biasanya tidak menjadi tempat untuk buang air.
Gambar 6. Anjing buang air tidak pada tempatnya
(vets-now.com)
5. Activity and anxiety: misalnya melakukan kegiatan pengulangan tanpa tujuan tertentu, lebih sering mondar-mandir, penurunan keaktifan dalam bermain, atau lebih gelisah dan mengalami ketakutan akan hal baru, misalnya kepada suara, manusia, atau lokasi tertentu. Tidak jarang juga mereka akan menunjukkan kegelisahan dengan lebih banyak bersuara, baik karena stress, merasakan ada kesakitan tertentu, mulai buta sehingga kehilangan arah, maupun penyebab lainnya.
Gambar 7. Kucing lebih banyak bersuara
(Bellows et al., 2016)
APA YANG BISA KITA LAKUKAN SEBAGAI PET OWNER?
Perubahan perilaku ini umumnya memang sebagai pertanda atau gejala bahwa anjing dan kucing kita mulai memasuki fase tua, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa perubahan-perubahan ini mengindikasikan penyakit tertentu. Sebagai pet owner yang baik, kita dapat mengamati dan mendeteksi adanya kemungkinan abnormalitas pada anjing dan kucing kita. Apabila ditemukan gejala-gejala mencurigakan, lebih baik segera dikonsultasikan dengan dokter hewan ya Pet Mates, sekaligus jelaskan juga ke dokter hewan perubahan apa saja yang terjadi pada anjing-kucing kita[3]. Selain itu, jangan lupa untuk terus memberikan dukungan fisik dan mental serta perawatan terbaik untuk anjing dan kucing kita ya, baik dari nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan usianya, tetap mengajak berolahraga atau bermain, mengatur lingkungan supaya lebih luas dan nyaman untuk mereka, serta jangan lupa untuk memberinya kasih sayang penuh![4]
REFERENSI
[1] Bellows, J., Colitz, C.M.H., Daristotle, L., Ingram, D.K., Lepine, A., Marks, S.L., Sanderson, S.L., Tomlinson, J., Zhang, J. 2015. Journal of the American Veterinary Medical Association, 246 (1): 67-76
[2] Bellows, J., Center, S., Daristotle, L., Estrada, A.H., Flickinger, E.A., Horwitz, D.F., Lascelles, B.D.X., Lepine, A., Perea, S., Scherk, M., Shoveller, A.K. 2016. Journal of Feline Medicine & Surgery, 18: 551-570.
[3] American Veterinary Medical Association. Senior Pet Care FAQ, URL: https://www.avma.org/resources/pet-owners/petcare/senior-pet-care-faq, diakses 9 Juni 2021.
[4] Horwitz, D. and Landsberg, G. Behavior Counseling – Senior Pet Cognitive Dysfunction. URL: https://vcahospitals.com/know-your-pet/behavior-counseling-senior-pet-cognitive-dysfunction, diakses 9 Juni 2021.
0 Comments