Memahami Pencernaan anjing dan kucing: apakah sama?

 By: Yeyen Agustianingsi

           Pet mates pasti sering mendengar bahwa setiap hewan adalah unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda, begitu pula dengan pencernaan mereka. Hal ini perlu dipahami agar Anda dapat memberi asupan makanan yang sesuai dan membantu mencegah masalah pencernaan yang dapat timbul sebagai akibat menyamaratakan pemberian dan jenis makanan mereka. 


Sumber: Marthastewart.com

           Pencernaan berperan penting bagi kesehatan. Sistem pencernaan memiliki fungsi esensial bagi tubuh mulai dari memecah makanan, menyerap nutrisi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, hingga membuang feses. Anjing dan kucing memiliki pencernaan yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. 


Mengenal Sistem Pencernaan Anjing

        Anjing memiliki rahang dan gigi yang kuat untuk memotong dan merobek makanan. Proses mencerna makanan pada anjing membutuhkan waktu 12-30 jam. Seekor anjing dapat memakan makanan berjumlah besar karena memiliki volume perut yang besar dengan keasaman yang besar pula sehingga membantu mencerna tulang dan melawan bakteri berbahaya [1].


Sistem Pencernaan Anjing (Sumber: royalcanin.com)

        Usus halus anjing memiliki luas permukaan yang besar dan tersusun atas sel yang berperan menyerap nutrisi secara efektif. Pada saluran usus terdapat microbiota bakteri bermanfaat yang membantu usus anjing tetap sehat. 


Mengenal Sistem Pencernaan Kucing

        Kucing memiliki gigi tajam untuk memotong dan merobek makanannya. Proses mencerna makanan pada kucing membutuhkan waktu 12-24 jam untuk melewati usus [2]. Seekor kucing memiliki frekuensi makan yang tinggi namun dengan jumlah yang kecil [3]. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa kucing memiliki perut yang jauh lebih kecil dibanding anjing. 


Sistem Pencernaan Kucing (Sumber: royalcanin.com)

        Sama seperti anjing, pada usus kucing terdapat bakteri menguntungkan atau mikrobiota, yang berperan dalam menjaga usus tetap sehat dan banyak sel sistem kekebalan untuk melindungi kesehatan mereka secara menyeluruh. 


Adakah Perbedaan Lainnya?

Terdapat perbedaan lain yang perlu menjadi perhatian Pet mates. Yuk simak Bersama!


Jenis Makanan dan Kebutuhan Nutrisi

    Perbedaan utama, anjing adalah omnivora sedangkan kucing adalah karnivora. Perbedaan jenis makanan ini berdasar pada kebutuhan nutrisi yang berbeda antara anjing dan kucing. Anjing sebagai omnivora dapat mengonsumsi makanan yang lebih bervariasi mencakup bahan nabati dan hewani [4]

     Sedangkan, karnivora sejati seperti kucing, memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi untuk taurin, asam arakidonat, dan vitamin tertentu, yang tersedia dalam sumber lemak dan protein hewani [5]. Kucing membutuhkan protein dan lemak yang lebih besar dari anjing.


Perasa

    Kucing merasakan rasa yang berbeda dari anjing. Taste buds atau organ yang berfungsi untuk persepsi rasa dapat mendeteksi lima rasa dasar yang diklasifikasikan sebagai asin, asam, pahit, manis, dan umami [6].

      Taste buds terdapat dengan jumlah yang berbeda pada kucing dan anjing. Kucing memiliki 470 Taste buds, Ini berarti bahwa kucing dapat merasakan kepahitan, keasaman, asin, dan umami, tetapi kucing tidak memiliki reseptor rasa manis. Sedangkan, anjing memiliki 1700 [5]. Perlu diketahui bahwa anjing tidak memilih makanan mereka berdasarkan rasa, melainkan bau.


Frekuensi dan Waktu Makan

        Anjing mampu memakan makanan dengan jumlah besar sekaligus dalam waktu singkat. Hal ini perlu menjadi perhatian Pet mates untuk memastikan teman kesayangan kita mengunyah makanannya. Perilaku makan dengan cepat dapat menyebabkan anjing tersedak.

Anjing tersedak (Sumber: port kennedy vet Hospital)

        Selain itu, perilaku makan cepat dapat mengakibatkan suatu kondisi dimana udara, cairan dan makanan mengisi perut secara berlebihan, kemudian diikuti dengan pembengkakan (dilatasi) rongga perut. Pembengkakan ini menyebabkan perut berputar pada porosnya (volvulus), sehingga tidak memungkinkan apa pun untuk melewati perut menuju usus. Kondisi ini disebut gastric dilatation-volvulus (GDV) yang terutama terjadi pada anjing ras besar. GDV dapat menyebabkan anjing mengalami syok bahkan dapat menyebabkan kematian [7]

        Disisi lain, karena kucing memiliki perut yang jauh lebih kecil daripada anjing. kucing makan banyak makanan kecil sepanjang hari, normal bagi kucing untuk makan sekitar 20 kali sehari [3].

Baca Juga: Scheduled Feeding vs Free Feeding: Mana yang lebih baik untuk kucing?

       Setelah memahami pencernaan anjing dan kucing, terlihat bahwa kedua anabul ini memiliki sistem pencernaan, jenis makanan, frekuensi dan waktu makan yang berbeda. Menyamaratakan pemberian dan jenis makanan keduanya akan berdampak buruk bagi kesehatan karena tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Konsultasi pada dokter hewan untuk mendapat saran terkait kebutuhan nutrisi mereka akan sangat membantu dalam menjaga Kesehatan dan keberlangsungan hidup teman berbulu Anda. 


Referensi:

[1] Royal Canin. Keeping your dog's digestive system healthy. Diakses pada: https://www.royalcanin.com/us/about-us/our-nutritional-approach/keeping-dogs-digestive-system-healthy

[2] Royal Canin. Keeping your cat's digestive system healthy. https://www.royalcanin.com/us/about-us/our-nutritional-approach/keeping-cats-digestive-system-healthy

[3] Bowen. Jon. 2018. Feeding behavior in cats. Diakses pada: https://vetfocus.royalcanin.com/en/scientific/feeding-behavior-in-cats

[4] Ardente. Amanda. 2020. Can Dogs Eat Cat Food?. Diakses pada: https://www.petmd.com/dog/nutrition/can-dogs-eat-cat-food

[5] Keller. Megan. 2020. Can Cats Eat Dog Food?. Diakses pada: https://www.petmd.com/cat/nutrition/can-cats-eat-dog-food

[6] Pekel, A.Y., Mülazımoğlu, S.B. and Acar, N., 2020. Taste preferences and diet palatability in cats. Journal of Applied Animal Research, 48(1), pp.281-292.

[7] PetMD Editorial. 2010. Controlling Your Pet’s Eating Behavior. Diakses pada: https://www.petmd.com/dog/nutrition/evr_multi_controlling_pets_eating_behavior



Post a Comment

0 Comments