Yuk Kenali! Gejala Gangguan Pencernaan pada Kucing

Oleh Aldin Akbar Rahmatullah
Sumber : Homeopet.com

Hai Pet Mates! Mungkin dari kita pernah melihat kucing terlihat tidak nafsu makan, kesulitan menelan, muntah - muntah, dan diare. Eits… jangan dianggap remeh lho! Bisa jadi hal ini merupakan tanda adanya masalah dalam pencernaan mereka. Sebagai owner kita harus tahu nih gejala-gejala apa aja sih yang biasanya terjadi apabila pencernaan kucing kita sedang bermasalah.

Kenapa kita harus tahu? Dalam permasalahan seputar sistem pencernaan, kucing dapat menderita berbagai masalah yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Dengan mengetahui gejala apa saja yang dapat menunjukkan masalah pencernaan pada kucing, kita dapat membantu mereka agar segera mendapat perawatan oleh dokter hewan secara cepat dan tepat.

Jadi, gejala apa saja yang menunjukkan gangguan pada pencernaan kucing? Berikut beberapa gejala umum yang biasanya terlihat.

Kesulitan makan atau menelan
Sumber : petmd.com

Jika kucing Pet Mates mengalami penyumbatan di kerongkongan (seperti Hairball), atau otot-otot kerongkongan dan otot perut mereka tidak berfungsi dengan baik, Pet Mates mungkin akan melihat mereka mengalami kesulitan ketika makan atau menelan1.

Pet Mates juga akan melihat bahwa kucing akan tampak enggan untuk makan, karena rasa sakit saat menelan, dan ketika kucing memaksa untuk menelan makanan, maka mereka mengalami kesulitan saat menelan. Akibatnya kucing akan meregurgitasi atau memuntahkan kembali makanannya. Regurgitasi terjadi saat makanan keluar kembali secara pasif, dan biasanya terjadi segera setelah mereka makan serta tanpa tanda-tanda apapun. Kucing mungkin juga akan batuk karena makanan yang tidak tercerna berada di kerongkongan mereka.

Muntah dan Hairball
Sumber : pet.webmd.com

Pet Mates harus tahu nih, bukan sesuatu yang aneh bagi kucing kita untuk sesekali muntah, terutama jika mereka habis makan sesuatu yang dianggap berbahaya oleh tubuh. Namun, muntah yang sering, dua kali sebulan atau lebih, bisa menjadi indikator masalah pencernaan yang lebih serius. Bisa terjadi akibat adanya infeksi agen asing, peradangan, atau maag.

Saat kucing muntah, mereka akan mengeluarkan kembali makanan yang telah dicerna sebagian di perut atau empedu. Muntah ini seringkali terjadi beberapa saat setelah makan. Hal Ini berbeda dengan regurgitasi yang merupakan reaksi yang lebih pasif dan terjadi segera setelah mereka menelan makanan.

Jika kucing Pet Mates memuntahkan gumpalan rambut yang padat dan kusut, mereka mungkin menderita Hairball. Hal ini bisa disebabkan karena banyaknya rambut yang terlepas saat kucing melakukan grooming kemudian tertelan. Biasanya, kucing akan mencerna dan mengeluarkan rambut-rambut ini melalui sistem pencernaan mereka, tetapi jika terlalu banyak, tubuh mereka tidak dapat mencerna sehingga membentuk Hairball2.

Sementara kucing berbulu panjang mungkin lebih rentan, Hairball merupakan masalah yang umum terjadi pada kucing terutama yang tinggal di dalam ruangan, karena mereka cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk grooming atau merawat diri sendiri daripada kucing outdoor.

Apabila kucing Pet Mates menderita Hairball, Pet Mates akan menyadari saat mereka kesulitan untuk makan atau menelan, dan berakhir dengan memuntahkan Hairball. Namun Pet Mates tidak perlu khawatir, kita bisa membantu untuk menangani Hairball dengan membuang gumpalan rambut berlebih di tubuh mereka dengan menyisir. Selain itu Pet Mates dapat memberi mereka makanan dengan campuran serat yang tepat, sehingga serat akan membantu agar proses pengeluaran gumpalan rambut yang tertelan lebih mudah.


Diare
Sumber : be.chewy.com

Seperti halnya muntah, diare dapat menjadi salah indikator penyakit yang menyerang sistem pencernaan pada kucing. Diare dapat dibedakan antara diare usus besar dan usus kecil, perbedaannya terdapat pada gejala dan penyebab yang berbeda.

Jika kucing mengalami diare usus besar, fesesnya cenderung memiliki volume yang sama atau lebih sedikit dari biasanya, tetapi frekuensi untuk buang air besar lebih banyak dan sering disertai darah atau lendir. Pet Mates mungkin juga memperhatikan bahwa tinja mereka cenderung menjadi lebih lunak setelah beberapa kali buang air besar3.

Sedangkan pada diare usus kecil, maka fesesnya cenderung bervolume lebih besar, terdapat beberapai variasi warna, seperti hijau atau oranye, dan mungkin termasuk makanan yang tidak tercerna. Kucing mungkin juga mengalami muntah, penurunan berat badan, dan perut kembung4.

Salah satu kesulitan saat memeriksa feses kucing adalah apabila kucing Pet Mates cenderung untuk buang air besar di luar rumah. Jika demikian, Pet Mates dapat memeriksa apakah kucing kita memiliki kotoran di sekitar anusnya, karena hal ini bisa menjadi indikator kucing kita mengalami diare.


Masalah pencernaan bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tidak menyenangkan bagi kucing maupun kita sebagai pemilik. Jika Pet Owner melihat kucing menunjukkan salah satu dari gejala - gejala tersebut, penting untuk membawa mereka ke dokter hewan agar penyebab masalahnya dapat diidentifikasi dan diobati dengan benar.

Banyak masalah pencernaan yang dapat diatasi dengan diet yang tepat, jadi mintalah saran dari dokter hewan tentang makanan terbaik yang dapat diberikan kepada kucing untuk mendukung kesehatan pencernaan dan kesehatan mereka secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Patricia Walters (2020) Disorders of the Esophagus in Cats. Msdvetmanual.com
3. Gaschen, F. (2006). Large intestinal diarrhea-Causes and treatment. 31st World Small Animal Veterinary Association.
4. Gaschen, F. (2006). Small intestinal diarrhea-Causes and treatment. 31st World Small Animal Veterinary Association.


Post a Comment

0 Comments