Penyebab
Pemeriksaan
Biasanya pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan untuk membantu menegakkan diagnosis yaitu pemeriksaan darah (hematologi), kucing dengan pankreatitis akut akan menunjukkan hasil kekurangan darah merah (anemia), kekurangan albumin dalam darah (albuminemia), serta kekurangan kalsium dalam darah (hipokalsemia). Selain itu kadang dokter hewan juga memerlukan pemeriksaan rontgen (radiografi) dan USG (ultrasonografi).
Pet Mates tahu gak? Dalam mendiagnosis pankreatitis akut pada kucing, dokter hewan tidak dapat mendiagnosis hanya berdasarkan tes tunggal, melainkan berdasarkan kombinasi antara gejala klinis, tes laboratorium, serta tes penunjang lainnya. Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa dari 157 kucing dengan pankreatitis, rawat inap merupakan faktor yang paling sering dikaitkan dengan hasil pengobatan yang buruk (3). Hal ini menandakan pentingnya dukungan nutrisi selama proses pengobatan, hasil yang paling baik dapat dicapai dengan pemberian makanan melalui pemasukan selang melalui lubang hidung yang langsung menuju ke lambung (nasogastric tube).
Perawatan medis
Dalam penanganan kasus ini, biasanya dokter hewan akan memberikan obat anti nyeri (analgesik) yang sangat penting diberikan pada kucing yang mengalami pankreatitis. Selain itu, obat anti muntah (antiemetik) juga harus diberikan, karena secara empiris pemberian obat ini terbukti memperbaiki kondisi kucing dengan pankreatitis. Lebih lanjut, obat metoklopramid memiliki efek untuk memperbaiki paralisis motilitas usus pada kasus pankreatitis akut pada kucing, dan karena itu juga dapat berperan dalam manajemen penyakit ini.
Sistem pencernaan memainkan peran penting selama periode kritis, nutrisi melalui enteral (nutrisi yang diserap melalui usus) lebih disarankan daripada nutrisi parenteral (melalui pembuluh darah). Kekurangan nutrisi enteral dapat menyebabkan penurunan motilitas gastrointestinal (pergerakan saluran cerna), serta perubahan morfologi anatomi usus, seperti atrofi vili usus (berkurangnya ukuran organ penyerapan pada mukosa usus). Oleh karena itu, dukungan nutrisi enteral sejak dini sangat penting diberikan pada kucing yang mengalami anoreksia (kehilangan nafsu makan), terutama jika disertai dengan pankreatitis.
Faktanya, kebanyakan kucing datang saat mereka sudah menderita anoreksia selama beberapa hari, nutrisi enteral harus diberikan sesegera mungkin. Dalam suatu penelitian, pemberian makan melalui nasogastrik memberikan hasil yang lebih baik pada 55 kasus pankreatitis kucing akut (5) (Gambar 2). Pemberian makanan secara enteral hanya dikontraindikasikan pada kucing dengan gejala muntah, tetapi pemberian obat antimuntah (antiemetik) harus dicoba pada pasien tersebut.
Nutrisi yang diberikan harus tinggi protein, karena kebutuhan protein kucing yang cukup besar (6). Kebutuhan protein tinggi ini juga membuat mereka rentan terhadap kehilangan otot selama kelaparan, yang harus dihindari jika memungkinkan. Anoreksia juga dapat mengakibatkan penurunan asupan asam amino tertentu seperti arginin dan metionin, yang dapat menyebabkan lipidosis (penimbunan lemak) hati, karena asam amino ini sangat penting untuk membentuk apolipoprotein untuk mendistribusikan kembali lemak dari hati ke organ lain dalam tubuh. Selain itu, ada bukti yang menyatakan kucing dengan penyakit parah memerlukan nutrisi lain, seperti glutamin, triptofan, dan asam lemak, yang berperan dalam memodulasi mekanisme inflamasi dan kekebalan imun tubuh. Suplementasi nutrisi penting tersebut telah terbukti dengan pengurangan masa rawat inap di rumah sakit dan tingkat infeksi yang lebih rendah (7).
Referensi
1. De Caock HE, Forman MA, Farver TB, et al. Prevalence and histopathologic characteristics of pancreatitis in cats. Vet Pathol 2007;44(1):39-49.
2. Carpenter D. Histologically confirmed clinical toxoplasmosis in cats: 100 cats (1952-1991). J Am Vet Med Assoc 1993;203;1556- 1565.
3. Nivy R, Kaplanov A, Kuzi S, et al. A retrospective study of 157 hospitalized cats with pancreatitis in a tertiary care center: Clinical, imaging and laboratory findings, potential prognostic markers and outcome. J Vet Intern Med 2018;32(6):1874-1885. doi:10.1111/jvim.15317. Epub 2018 Oct 13.
4. Twedt DC, Cullen J, McCord KJ, et al. Evaluation of fluorescence in situ hybridization for the detection of bacteria in feline inflammatory liver disease. J Feline Med Surg 2014;16(2):109-117. doi: 10.1177/1098612X13498249.
5. Klaus JA, Rudloff E, Kirby R. Nasogastric tube feeding in cats with suspected acute pancreatitis: 55 cases (2001-2006). J Vet Emerg Crit Care (San Antonio) 2009;19(4):337-346. doi:10.1111/ j.1476-4431.2009.00438.x.
6. Jensen KB, Chan DL. Nutritional management of acute pancreatitis in cats and dogs. J Vet Emerg Crit Care (San Antonio) 2014;24(3):240-250. doi: 10.1111/vec.12180. Epub 2014 Apr 1.
7. Sakai K, Maeda S, Yonezawa T, et al. Decreased plasma amino acid concentrations in cats with chronic gastrointestinal diseases and their possible contribution in the inflammatory response. Vet Immunol Immunopathol 2018;195:1-6. doi: 10.1016/j.vetimm.2017.11.001. Epub 2017 Nov 8.
Baca juga artikel sebelumnya : Yuk Kenali! Perawatan Kesehatan Rutin pada Anak Kucing
0 Comments