Deteksi Dini Kencing Berdarah pada Kucing

 Oleh Aldin Akbar Rahmatullah 

Halo Pet Mates! Balik lagi nih dengan topik yang baru seputar kesehatan saluran kemih. Pet Mates pernah gak punya kucing yang susah untuk kencing, atau sama sekali tidak bisa keluar, atau bahkan kucingnya bisa kencing namun kencingnya bercampur dengan darah. Mungkin kebanyakan dari kita tidak akan menyadari hal ini nih, tapi bila Pet Mates melihat tanda-tanda tersebut harus segera ke dokter hewan ya. Nah disini kita akan membahas seputar alat yang dapat mendeteksi apabila kucing kita kencingnya berdarah atau disebut juga dengan hematuria. Alat ini sangat unik berupa butiran putih kecil seperti pasir yang ditaburkan bersama dengan litter kucing kita. Yuk kita cari tahu bersama! 

Sumber: royalcanin.com

Pendahuluan 

Tes non-invasif (tes deteksi dini) hematuria (kencing berdarah) pada kucing telah diluncurkan di pasaran dan tersedia di banyak negara. Tes ini mudah digunakan dan tidak menyebabkan stres pada kucing, terdiri dari butiran putih kecil yang diformulasikan khusus, yang jika ditaburkan ke kotoran kucing, akan dengan cepat berubah menjadi biru saat kontak dengan urin yang mengandung hemoglobin. Granula akan mendeteksi kasus awal mikrohematuria (urin disertai darah yang tidak terlihat oleh mata secara langsung), yaitu sebelum hematuria makroskopik berkembang.

Granul (butiran putih kecil) yang berubah menjadi biru setelah kontak dengan urin yang mengandung hemoglobin. (sumber: bluecare lab)

Hematuria dan FLUTD  

Hematuria didefinisikan sebagai adanya jumlah sel darah merah yang abnormal dalam urin : bisa secara mikroskopis (hanya terlihat melalui mikroskop) atau makroskopik (terlihat mata secara langsung). Umumnya, hematuria "patologis (yang bersifat tidak normal)" didefinisikan sebagai lima atau lebih sel darah merah per lapang pandang pada perbesaran mikroskopis yang tinggi. 

Baca juga: Pipis Kucing Berdarah? Ada Apa?

Meskipun penyebab hematuria banyak, pada kucing hematuri sering ditemui dengan penyakit saluran kemih bagian bawah atau Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) 1. Istilah FLUTD merupakan kelainan saluran kemih yang ditandai dengan tanda-tanda klinis tertentu: hematuria, disuria, stranguria, pollakiuria dan/atau periuria, yang berkembang menjadi berbagai tanda sistemik (mengakibatkan terganggunya kerja organ lain) jika terjadi obstruksi (rusaknya) uretra.

Baca juga: Mengenal Feline Urinary Tract Disease (FLUTD)! 

Ketika hematuria didiagnosis dengan kucing yang memiliki FLUTD, diagnosis banding utama penyakit ini yaitu sistitis idiopatik kucing, urolithiasis, sumbatan uretra, dan infeksi saluran kemih 1. Penyakit saluran kemih bagian bawah dapat kambuh kembali meskipun pengobatan yang tepat telah diberikan: secara keseluruhan, 50% kucing yang pernah mengalami FLUTD akan mengalami kekambuhan kembali dikemudian hari 2. 

Deteksi hematuria dalam mencegah keparahan FLUTD 

Penyakit-penyakit pada saluran kemih biasanya akan selalu disertai dengan hematuria, setidaknya dalam bentuk mikroskopis 1. Karena kucing sering tidak menunjukkan rasa sakit yang jelas, mereka biasanya baru dibawa ke dokter hewan ketika penyakitnya telah berkembang ke tingkat yang lebih parah, seperti penyumbatan uretra atau periuria jangka panjang. Namun, mengingat frekuensi kekambuhan FLUTD yang berulang, sangat tepat apabila kita fokus pada metode skrining yang mudah dan non-invasif sebagai penanda (biomarker) seperti mikrohematuria. Penggunaan produk ini akan memungkinkan pet mates untuk memantau hewan peliharaan terutama terkait tanda-tanda hematuria dini dan harus segera membawa anabulnya ke dokter hewan apabila terdapat hematuria. 

Prinsip Deteksi Hematuria

Deteksi Hematuria terdiri dari granula (butiran putih kecil) yang ditaburkan di atas litter. Granula mengandung molekul 3,3', 5,5'-tetramethylbenzidine (TMB), sebuah molekul yang memberikan warna biru pada granula melalui reaksi pseudo-peroksidase ketika bersentuhan dengan hemoglobin (senyawa yang ada pada sel darah merah). Hasilnya akan langsung muncul warna biru dalam waktu kurang dari satu menit dan tetap terlihat selama lebih dari 48 jam. Cara pemakaiannya sederhana dan produk skrining ini dapat digunakan oleh pet mates dalam memantau kucing dari tanda-tanda awal gangguan saluran kemih. Umur simpan produk skrining yang lama hingga 2 tahun dalam kemasan tertutup, dan butirannya tetap reaktif selama 30 hari saat diletakkan di atas kotoran kucing. Tetapi pet mates tetap harus membuang butiran yang terkena air seni setiap hari karena tidak akan lagi menyerap air seni selanjutnya. 

Studi klinis yang dilakukan oleh University of Montreal telah menunjukkan butiran putih kecil ini sangat sensitif; ambang reaktivitas terendah telah ditentukan pada 100 RBC/μL 3, sekitar 12 RBC/hpf. Studi mengkonfirmasi produk skrining ini memiliki kemampuan deteksi yang baik, tetapi perlu perhatikan bahwa sensitivitasnya akan menurun jika pH urin 8,5 dan/atau berat jenis urin (USG) di atas 1,050 4. Selain itu, risiko toksikologi bagi hewan dan pengguna dinilai juga sangat rendah 5. 

Instruksi penggunaan (Sumber: bluecare lab)

Rekomendasi Penggunaan Produk oleh Dokter Hewan

Produk tes inovatif ini memungkinkan pet owner dapat menggunakannya secara teratur dalam berbagai situasi. Sekelompok dokter hewan dibidang spesialis kucing telah memberikan rekomendasi untuk penggunaan granul (butiran putih kecil) ini dalam memantau fase akut (fase penyakit yang timbul secara mendadak, cepat mengalami perkembangan, dan membutuhkan penanganan segera) dari penyakit saluran kemih. 

Produk ini juga dianggap sebagai satu-satunya tes yang ada di pasaran saat ini yang dapat mendeteksi mikrohematuria kucing di rumah secara langsung melalui granul yang ditaburkan di atas litter tanpa perlu mengumpulkan urin. Kemudahan dalam penggunaannya menjadikan produk ini sebagai tes awal yang sangat berguna bagi dokter hewan dan pet owner dalam memantau dan merawat kucing dengan berbagai bentuk FLUTD. 

 

Referensi 

  1. 1. Dorsch R, Remer C, Sauter-Louis C, et al. Feline lower urinary tract disease in a German cat population; a retrospective analysis of demographic data, causes and clinical signs. Tierärztliche Praxis Ausgabe K Kleintiere Heimtiere 2014;42(4):231-239. 

  1. 2. Bartges J, Polzin DJ. Lower urinary tract disorders. In; Nephrology and Urology of Small Animals. Chichester, West Sussex, UK; Ames, Iowa: 2011 Wiley-Blackwell. p.750. 

  1. 3. Khenifar E, del Castillo JRE, Gara-Boivin C. Ex vivo sensitivity and robustness of a novel home-screening test for feline hematuria. J Feline Med Surg 2018;20;845-859. Clinical/research abstract accepted for presentation at ISFM Congress 2018, p.854. 

  1. 4. Khenifar E, del Castillo JRE, Gara-Boivin C. Reliability assessment of a novel home-screening test for feline hematuria, J Feline Med Surg 2018;20;845-859. Clinical/research abstract accepted for presentation at ISFM Congress 2018, p.854-855. 

  1. 5. del Castillo JRE. Profil toxicologique des pastilles. Personal communication, November, 2017. 


Post a Comment

0 Comments