Yuk Kenali Penyakit Hormonal yang Mempengaruhi Kulit, Penyakit Cushing

 By : Gusti Ayu Illiyin Putri Santosa 


 

alopecia © Christoph klinger 

Source: https://vetfocus.royalcanin.com/en/scientific/canine-hyperadrenocorticism 


Kulit anjing Pet Mates tiba - tiba menghitam? Perlu diwaspadai indikasi Pawkids terkena penyakit Cushing. Penyakit cushing bukan penyakit kulit, melainkan kelainan hormonal pada kelenjar endokrin yang kerap kali terjadi pada anjing usia menengah hingga tua (Kooistra and Galac, 2012, O’Neill et al., 2016). Penyakit Cushing ini merupakan kondisi medis yang serius karena disebabkan oleh kadar kortisol yang berlebih, yang dapat memengaruhi berbagai sistem organ dan menyebabkan komplikasi yang berpotensi berbahaya. 


Hiperadrenokortisisme yang umumnya dikenal sebagai penyakit Cushing dapat memengaruhi berbagai sistem organ yang mampu menimbulkan gejala yang meluas, termasuk perubahan perilaku, penampilan, dan resistensi terhadap penyakit. Pet Mates mungkin menyadari jika anjing Pet Mates terlihat lebih lapar dan haus dari biasanya atau mengalami kesulitan mengatasi panas. Anjing dengan penyakit Cushing juga lebih mungkin terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih dan infeksi bakteri pada kulit, karena virus menekan sistem kekebalan tubuh mereka (Small Door's medical experts). 


Tanda dan gejala penyakit Cushing pada anjing dapat bervariasi pada setiap anjing. Seperti gangguan endokrin lainnya, penyakit Cushing dapat sulit dideteksi hingga kondisinya berkembang dengan banyak, dan banyak gejala yang pada awalnya tampak tidak berhubungan. 

 

 

Kalsinosis kalsis © Christoph klinger 

Source: https://vetfocus.royalcanin.com/en/scientific/canine-hyperadrenocorticism 


Gejala khas dari penyakit Cushing pada anjing yakni penampilan perut buncit yang diakibatkan oleh pembesaran hati dan redistribusi lemak tubuh. Kerontokan rambut juga umum terjadi, terutama pada bagian perut. Selain itu Pawkids juga lebih sering terengah-engah berlebihan, lesu, kelemahan otot akibat atrofi otot, intoleransi panas, peningkatan rasa haus dan peningkatan buang air kecil, peningkatan kejadian infeksi saluran kemih, alopesia (kerontokan rambut), hiperpigmentasi, kalsinosis kalsis, hingga diabetes melitus yang resisten terhadap insulin (Galac et al., 2010a, Behrend et al., 2013, O'Neill et al., 2016). 


Sindrom penyakit Cushing pada anjing yang umum terjadi meliputi sindrom Cushing yang bergantung pada hipofisis, sindrom Cushing yang bergantung pada adrenal, dan sindrom Cushing iatrogenik (Galac et al., 2014). Penyakit Cushing atau Hiperadrenokortisolisme sangat umum terjadi pada anjing dengan ras Anjing Dachshund, Pudel Miniatur, Cocker Spaniel, Anjing Beagle dengan betina dari ras - ras tersebut lebih beresiko terkena penyakit Cushing ini (Hoffman, J.M., et all, 2018). 


 

Source: https://vetfocus.royalcanin.com/en/scientific/canine-hyperadrenocorticism 



Q: Apakah ada  obat untuk penyakit Cushing pada anjing? 

A: Pelu Pet Mates ketahui sejauh ini belum ada obat untuk penyakit Cushing. Pengobatan yang telah ada untuk penyakit ini adalah untuk mengurangi gejala klinis dan efek samping dari peningkatan kortisol dalam aliran darah (Galac et al., 2010a, Pérez-Alenza dan Melián, 2016). 



Q : Apakah penyakit Cushing menular pada manusia atau hewan peliharaan lainnya? 

A : Pet Mates tidak perlu khawatir karena penyakit Cushing tidak menular pada hewan lain atau manusia. 


Perlu diwaspadai karena penyakit Cushing berkembang secara perlahan. Tanpa pengobatan dan deteksi sejak dini, Anjing Pet Mates memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit komplikasi seperti tekanan darah tinggi; tromboemboli paru, yang dapat menyebabkan kematian mendadak; gagal jantung kongestif; gejala neurologis; kebutaan; dan miopati. Anjing dengan penyakit Cushing juga lebih mungkin mengembangkan kondisi lain, seperti diabetes (Galac et al., 2010a, Pérez-Alenza dan Melián, 2017). Penyakit Cushing pada anjing memang tidak dapat dicegah. Namun, Apabilaa Pet Mates peka terhadap Pawkids dengan mendeteksi penyakit ini sejak dini mampu meningkatkan prognosis dari anjing Pet Mates! 

 

References: 

Behrend, E.N., Kooistra, H.S., Nelson, R., Reusch, C.E. and Scott‐Moncrieff, J.C., 2013. Diagnosis of spontaneous canine hyperadrenocorticism: 2012 ACVIM consensus statement (small animal). Journal of Veterinary Internal Medicine, 27(6), pp.1292-1304. 

Galac, S., Kool, M.M.J., van den Berg, M.F., Mol, J.A. and Kooistra, H.S., 2014. Expression of steroidogenic factor 1 in canine cortisol-secreting adrenocortical tumors and normal adrenals. Domestic animal endocrinology, 49, pp.1-5. 

Hoffman, J.M., Lourenço, B.N., Promislow, D.E.L. and Creevy, K.E., 2018. Canine hyperadrenocorticism associations with signalment, selected comorbidities and mortality within North American veterinary teaching hospitals. Journal of Small Animal Practice, 59(11), pp.681-690. 

Kooistra, H.S. and Galac, S., 2012. Recent advances in the diagnosis of Cushing's syndrome in dogs. Topics in Companion Animal Medicine, 27(1), pp.21-24. 

McGreevy, P., Thomson, P., Brodbelt, D., Church, D., Faire, J., O'Neill, D. and Scudder, C., 2016. Epidemiology of hyperadrenocorticism among 210,824 dogs attending primary-care veterinary practices in the UK from 2009 to 2014. 

Pérez-Alenza, D. and Melián, C., 2017. Hyperadrenocorticism in dogs. Textbook of Veterinary Internal Medicine. 8th ed. St. Louis, MO: Elsevier, pp.1795-1811. 

Small Door's medical experts, "Cushing’s Disease (Hyperadrenocorticism) in Dogs". Diakses 21 November 2023 dari https://www.smalldoorvet.com/learning-center/medical/cushings-disease-in-dogs. 

Post a Comment

0 Comments