Swimmer Puppy Syndrome: Penyakit apa itu?

 Penulis: Viviana Anyaputri Tanurahardja

Anak anjing dengan Swimmer Puppy Syndrome 
Sumber: dachshundrescue.org.uk

Swimmer puppy syndrome adalah penyakit yang kurang dipahami yang menyerang anak anjing dan anak kucing. Biasanya penyakit ini baru terlihat 15 hingga 21 hari setelah lahir, saat perbedaan antara anak anjing atau anak kucing yang terkena dan anak-anaknya mulai terlihat. Sebagian besar orang jarang melihat sindrom ini. Meskipun demikian, ada baiknya untuk setidaknya mengetahui apa yang dapat terjadi dan cara mengobati kondisi yang tidak biasa ini. Yuk, simak artikel ini untuk memahami lebih lanjut!

APA ITU SWIMMER PUPPY SYNDROME?
Swimmer puppy syndrome (SPS) adalah penyakit yang menimbulkan kesulitan dalam bergerak yang terjadi pada anak anjing, atau anak kucing (lebih jarang), berusia 2 hingga 4 minggu yang tidak mampu membawa kakinya ke bawah tubuh. 
Meskipun penyebab pastinya belum teridentifikasi, beberapa hipotesis telah diajukan: kelebihan berat badan akibat konsumsi berlebihan, area menyusui yang tidak sesuai (lantai mulus tanpa pegangan atau suhu terlalu tinggi sehingga menyebabkan imobilitas), keterlambatan pematangan sistem saraf (mielinasi jaringan saraf perifer), defisiensi taurin, faktor genetik, infeksi virus herpes, defisiensi penyerapan selenium, dan lainnya.

TANDA KLINIS
Anak anjing atau kucing belum bisa berdiri pada umur 2 minggu dan belum bisa bergerak pada umur 3 minggu.Umumnya menyerang kaki belakang dan terkadang seluruh kaki. Tahap awal sindrom ini adalah kaki terentang (Gambar 1). Kemudian, kompresi atau penekanan terus-menerus pada bagian dada dan perut dapat berlanjut menjadi perataan dorsoventral dada (Gambar 2), luksasi patela, dispnea, regurgitasi, disfagia, dan lesi kulit akibat gesekan.

Anak anjing dengan kaki belakang terentang yang menghambatnya berdiri

X-ray toraks yang menunjukkan perataan sternum akibat Swimmer Puppy Syndrome

DIAGNOSIS
Diagnosis sering kali ditegakkan sejak dini karena sindrom ini hanya menyerang satu atau dua individu dalam satu litter. Jika seluruh litter terkena penyakit ini, diagnosis mungkin terjadi lebih lambat karena pemiliknya tidak menyadari penyakitnya pada tahap awal. Penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit lain yang menyerang sistem saraf, seperti virus distemper, neosporosis, toksoplasmosis, miopati, dan lainnya.

PENANGANAN 
Setelah dokter hewan mendiagnosis hewan yang mengalami Swimmer Puppy Syndrome, dokter hewan umumnya akan memberikan terapi seperti berikut:
  • Memberikan permukaan lantai kasar (selimut, karpet, kertas tempat telur).
  • Memberikan rehabilitasi fungsional: menggerakkan anggota tubuh anak anjing atau kucing, melakukan pijatan otot, menggunakan hidroterapi, merangsang persarafan anggota badan (sikat gigi di bawah bantalan kaki).
  • Melatih anak anjing atau kucing berjalan di koridor selebar bahunya (Gambar A); dan/atau memasang pengikat di antara tungkai depan (dengan jarak 5 cm, antara siku dan karpus) (Gambar B).
  • Pengobatan mungkin membantu meskipun tidak ada konsensus ilmiah dengan menggunakan selenium.
A. Membuat koridor rehabilitasi dimana anak anjing dapat berjalan menggunakan 4 kaki
Sumber: https://my.royalcanin.com/
B. Menggunakan pengikat kaki pada anjing untuk memfasilitasi rehabilitasi yang mencegah kaki untuk terentang
Sumber: https://my.royalcanin.com/

PROGNOSIS 
Kemungkinan penyembuhan sangat baik jika kondisi pasien terdeteksi dan diobati sejak dini dengan terapi dan perawatan suportif. Salah satu yang dapat menghambat penyembuhan adalah jika terjadi komplikasi bronkopneumonia akibat disfagia dan deformasi signifikan pada rongga toraks. Untuk kasus kronis atau yang tidak diobati, prognosisnya masih belum pasti.


DAFTAR PUSTAKA 
Feline and Canine Neonatal and Pediatric Care: A Practical Guide for Veterinarians. (2024). https://my.royalcanin.com/UserFiles/Docs/pediatric-care-handbook.pdf 

Post a Comment

0 Comments